Tuesday, 9 December 2014

Aku berdiri dengan kakiku sendiri

Ia adalah jiwa yang tak pernah menyerah untuk selalu bertahan diatas kaki yang menompang beban tubuhnya. Satu sisi ia begitu banyak meredam rasa sakit, tapi sesekali  ia tak ingin menampakkan redaman rasa sakit itu, yang butuh ia tampakkan hanyalah seongkoh kebahagiaan, agar orang yang ada disekitarnya selalu merasa bahagia.

Tapi... itu adalah kebohongan ! kebohongan ! kebohongan yang tidak akan pernah terungkap,  itu adalah sandiwara.. kebahagiaan itu hanyalah palsu, bagaimana bisa itu akan terus bertahan sedang ia sendiri tak bisa merasakan kebahagiaan. Saat ini, ia tengah membutuhkan energi yang sangat dahsyat. Energi yang bisa mengembalikannya untuk tetap tinggal bersama orang yang ia sayangi. Akan tetapi, entah mengapa.. hanya segelintir orang yang mampu membuatnya bertahan. Segelintir orang yang beda pemahaman, segelintir orang yang belum mengerti tujuan hidup. Terkadang terbesit didalam dada pertanyaan yang aku sendiri sulit untuk memecahkannya.. pertanyaan yang selalu memenuhi ruang pikirku, yang selalu menghambatku untuk terus mencoba memahaminya. Entah sampai kapan mereka bisa memahamiku, bahwasanya saat ini aku begitu membutuhkan mereka.

Andai bibir ini bisa terangkat untuk mengucapkan bahwa aku sangat membutuhkan mereka, maka akan segera aku lakukan. Tapi sayang... bibir ini kelu untuk berkata. Maafkan aku yang belum bia membuatmu bangga...

dan haruskah aku pergi? Agar aku bisa digantikan dengan orang yang lebih baik dariku... Namun sayangnya, aku takut untuk pergi sendiri... karena aku takut kegelapan dalam hidupku akan menghampiriku lagi...  

Ya Rabb, beri aku alasan untuk selalu bertahan dalam barisanMu.
Aku rindu... 

No comments: