Sunday, 26 April 2015

- Thanks :) -

"Aku rela Allah sebagai Rabbku
Islam sebagai agamaku, dan
Muhammad sebagai Rasulku"

Tak terasa umurku telah berlalu dan tak terasa banyak jatah amalan yang telah aku lalaikan di masa lalu. Tepatnya pada tanggal 22 Desember, aku di lahirkan di dunia dengan lantunan adzan yang dikumandangkan seorang lelaki yang bijak dan denganku tangisan yang memporak porandakan ketegangan menjadi sebuah kesenangan. Namun, tanda menangis itu bukankah bahwasannya kita menyesal dilahirkan di dunia ini? Karena amanah yang kita emban begitu berat. :)

Sejatinya... bukan pada sub amanah yang ingin di perjelaskan disini, namun pada sub ukhuwah. ^^

Love story, lets go... :D

Tepatnya pada usia ku yang ke 20 tahun (22 Desember 2014), bertambahlah umurku di dunia, namun berkuranglah umurku menuju akhirat, dan saat itu pula... tak heran jika banyak sohib yang mendoakanku. Lagi, lagi,... aku harus mengevaluasi seberapa besar umurku digunakan untuk menuju Rabb-ku, seberapa besar amalan-amalanku untuk menghantarkanku ke surga-Nya. Namun.. dibalik pengevaluasian umurku ada juga yang memberiku semangat untuk terus istiqomah di jalan ini. Istiqomah di jalan dakwah. Semangat itu ada yang datang dari doa, ada yang datang dengan buku-bukunya, dan ada yang datang dengan kata-katanya. Misalnya adikku yang sholihah, yang memberikanku Tafsir Ibnu Katsir (juz 1-2), yang dimana ini adalah suatu amanah yang berat. Namun... ini sebagai bentuk, bahwasanya aku harus memahami qur’an secara utuh. Tak banyak kata yang di lontarkan adikku dalam sepucuk suratnya, ada hal yang harus aku garis bawahi --- buku ini harus selesai saat usiamu beranjak 21 tahun----. Dalam hati terlontar, ---bagaimana bisa? Buku setebal ini diselesaikan dalam 1 tahun---. Dan... ternyata. Sekarang pun belum aku selesaikan. :D maafkan.

Tak ketinggalan shohib-shohibku (STA12) yang memberikanku sebuah buku KEAKHWATAN 4 dan LAA TAHZAN. Alhamdulillah buku KEAKHWATANnya lagi proses di baca. ^^

Nah... ada hal yang konyol dalam pemberian hadiah oleh akhwat STA12  FT. :D awalnya hadiah ini ditaruh di atas meja kamarku, berbungkus kresek hitam, aku mengira bahwa itu milik teman kamarku yang tertinggal. Namun ternyata itu untukku. Karna ada keraguan dalam hati, maka aku tidak meniatkan untuk ku buka, sebelum aku perjelas asalnya dari mana, hingga pada akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu shohibku (meskipun sok jaim gitu.. hehe) Dan ternyata benar... itu untuku. Tapi ternyata, ia menyuruhku untuk mengembalikannya, katanya hadiah itu belum pantas untuk diberikan. Terlintas di pikiran --- ini gimana ceritanya hadiah udah dikasih tapi diminta balikin --- sampai pada akhirnya, hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, bahkan musim pun berganti, hadiah itu pun terpampang di atas meja, ia tak berbungkus kresek hitam, namun berbungkus kata-kata. :)

hari ini adalah puncak dimana aku membacanya, awalnya hanya mata yang melirik dan hati terlontar ---kok ada ini--- lalu kemudian berpaling, karena posisi saat itu aku tengah mengemas pakaian untuk meninggalkan jogja menuju solo. Sepulang dari solo, masih sama... aku hanya menggesernya dan tak membacanya. Hingga pada akhirnya, hari ini aku menyempatkan untuk membacanya. Dalam hal membaca pun aku harus menelaah sebagian tulisan, bukan kata-katanya yang aku telaah, melainkan ukiran tulisannya ---ini sih tulisan siapa??--- dari 7 tulisan satu yang tak mampu aku telaah. Kurang lebih begini kata-katanya:  
“liah, semoga sehat selalu, dimudahkan Allah, berkah terus, tak ada kata telat, doa selalu tercurah cantik.... ^_^ afwan banyak salah.. :)

Sekali pun dahiku mengkerut, tetap saja aku tak mampu menelaah itu tulisan siapa. Oh... sungguh.. siapa aku ini. Tulisannya pun aku tak mampu mengenalnya, bagaimana orangnya? Rabbi... maafkan, maafkan shohibmu ini, yang tak mampu menelaah tulisanmu, apakah kurangnya kedekatan diantara kita? maafkanlah.. jika aku belum mampu mengenalmu secara mendalam. Maafkanlah...

Ini adalah pelajaran untukku, bahwa bisa jadi aku tak memperhatikannya, kurangnya namamu ku sebut dalam doaku.. Maafkanlah... atau mungkin aku kurang memaknai kata ukhuwah? Karna sejatinya Ukhuwah yang ku tahu ialah ia yang begitu dekat, sedekat ia kepada Rabbnya. Maafkan dan terimakasih shob... kau telah memberi pelajaran untukku. Bahwa aku harus lebih mengenalmu. `                 


Jazakumullah khayran katsir untuk adik dan shobib-shohibku. :) *bangga punya kalian.. bersyukur... Rabbi... :)

                


No comments: