Thursday, 6 November 2014

Mimpi bersama KMM

Dari pelupuk matanya mereka memandangku jabatanku, fisikku, cara berpakaianku bahkan tempat di mana aku dilahirkanpun tak lupa dipandang dari pandangan mereka, seolah akulah duri dalam hidup akulah benalu yang merusak akulah nanah yang menjijikkan akulah bangkai yang busuk aku gelap, tanpa sinar dan dari pandangan mereka, seolah aku tak mampu mewujudkan segala mimpi

Ia tidak akan jatuh jika tak ada yang menyandungnya

Di sudut kota yang ramai, tepatnya ditaman dan kerumunan orang yang sedang melakukan aktivitas, terdapat dua insan yang sedang bercakap...

Tak lama... pemuda itu langsung membuka topik percakapannya “Dari barat kudengar kicauan burung menyampaikan kata-katanya kepadaku, jikalau kau adalah seorang –Akhwat yang tangguh-, apakah benar saudaraku?... (gadis kecil itu membisu sambil menatap rumput di bawah kakinya) Mungkin aku harus bertanya berulang-ulang kepadamu. Apakah benar engkau seorang –Akhwat tangguh-? (kali ini ia masih tetap membisu).. Jawab saudaraku, jawab... tataplah mata kakakmu ini, jika kata-kata itu benar. Kenapa engkau hanya diam? Kenapa engkau tak menjawab satu patah kata pun?”

Karena tak tega melihat adik kesayangannya terus menjatuhkan air mata, ia sejenak menghentikan kata-kata yang keluar dari bibirnya seraya memeluk adiknya. Setelah sekian lama membisu, akhirnya gadis kecil itu menjawab pertanyaan kakaknya. Sebenarnya dari tadi ia ingin mencoba menjawab, tapi lidahnya kelu untuk berkata-kata. Hanya tangis yang mampu menjawab pertanyaan itu. Dan ketika saudaranya kembali bertanya untuk kesekian kalinya... baru ia bisa mengangkat bibirnya.

Monday, 3 November 2014

-To be Continue-

**
Gelap berganti terang sudah hampir nampak di pelupuk mata.. dan tak heran jika pagi-pagi itu selalu diteriakkan dengan lantunan-lantunan suara yang merdu, hingga membangunkan seluruh penjuru rumah yang bercahaya itu. Dan di sela-sela teriakan yang merdu, masih nampak seorang gadis kecil berambut lebat yang tengah berbaring di atas kasur tinggi, sekujur tubuhnya ditutup dengan sehelai kain penghangat... hingga akhirnya... Kreekkkk... pintu yang berukuran 2x3 itu pun terbuka,  dan dibalik pintu itu tengah berdiri pemuda yang gagah, kemudian  melangkahkan kakinya menuju tempat tidur gadis kecil itu, sambil membuka jendela, lalu duduk di sampingnya seraya berkata “Sayang, bangun... sudah jam 05.00, mataharinya pun sudah mau menelan bumi, coba buka matanya, satu saja...” (gadis itu pun membuka mata kirinya sambil melihat jam yang di pegang pemuda itu) tanpa basa-basi, ia langsung  bergejolak dari tempat tidurnya dan hampir saja ia tersungkur...